Jumat, 06 Mei 2016

Cium Tangan

Sebagai mana yang sudah jadi kebiasaan aku, apabila merasa ada kegundahan hati karena berbagai persoalan. Maka aku selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke mesjid sejenak untuk ber’itiqaf dan memperbanyak istigfar dan kebetulan hari itu adalah hari Jum’at.
Pada ba’da shalat Jum’at di masjid Al Qaramah MTP tersebut sejenak aku tertegun dan takjub. Aku memang sengaja bertahan untuk tidak bersegera pulang, pada saf terdepan bagian kanan masjid, duduk seseorang dengan penampilan biasa, dengan baju koko putih, sarung putih dan kupiah haji. Nampaknya beliau baru selesai shalat sunat dan nampak pula mulutnya tak hentinya berzikir. Penampakan air muka yang bersih, tatapan mata tenang dibalik kacamatanya dan bersahaja.
Pada sisi kiri dan kanan beliau nampak pula berjejer-jejer banyak murid-murid beliau menanti giliran untuk menjabat tangan kemudian mencium punggung tangan dan telapak tangan beliau, tiada lain yang nampak kecuali sikaf taqzim dan hormat pada sang Guru. Sungguh terasa hubungan erat sekali antara keduanya. Adapula sang murid yang mencium tangan sambil membawa sebotol air putih ukuran kecil yang tutupnya sudah dibukakan kemudian dibacakan do’a dan ditiupkan oleh Guru ke air tersebut.
Aku memang berada satu saf di belakang beliau, aku cuma terkesima dan takjub berada pada situasi seperti ini. Tak sempat ada keinginan untuk turut sekedar menyalami beliau. Kalau untuk cium tangan, aku merasa memang tak pantas karena tidak kenal dengan beliau namanyapun hingga kini aku tak tahu, cukuplah merasa puas dengan suasana tersebut.
Kejadian itu membekas benar, sejenak aku teringat kejadian pada suatu pagi saat anak lelaki ku akan berangkat ke sekolah dia juga sudah biasa untuk cium tangan. Pada saat itu ibunya marah sekali karena dia tidak cium tangan seperti biasa tapi ‘tangan jidat/dahi’, artinya tangan ibunya bukan dicium tapi tangan ibunya ditaruhkan dijidatnya, ibunya tersinggung… walaupun akhirnya dia minta maaf dan melakukan cium tangan lagi.
Aku tidak menanggapi keributan pagi itu, aku hanya sejenak terpikir “mungkin anakku ni telah terpengaruh iklan di tv, katanya salah satu pintu masuk kuman adalah lewat tangan” . Dan tulisan ini pula dikaitkan dalam rangka memperingati hari Cuci Tangan Dengan Sabun Sedunia atau Global Handwashing Day, yang dicanangkan PBB.
(Banjarbaru, 18 Oktober 2009)

0 komentar:

Posting Komentar